MUNGKIN tak banyak aplikasi mobile khusus dirancang bagi mereka yang menggemari cerita pendek. Apalagi, aplikasi buatan Indonesia. Thumbstory adalah satu di antara aplikasibagi penggemar cerpen.
Aplikasi dari Gramedia Majalah ini memudahkan pengguna perangkat mobile, seperti ponsel Android, untuk menulis, membaca dan berbagi cerita pendek. Seperti bisa direka dari namanya, Thumb (jempol) dan Story (cerita), aplikasi ini terfokus pada cerita yang dibuat menggunakan jempol, alias ditulis di perangkat mobile.
Setiap cerita yang dituliskan memiliki batasan 300 sampai 5.000 kata, seperti layaknya cerita pendek. Terdapat 5 kategori pilihan (Comedy, Romance, Thriller, Adventure, Scifi) serta satu kategori bebas (Other).
Aplikasi ini dikatakan sudah diunduh hingga 6.000 kali, dengan pengguna aktif rata-rata 3.000 akun. Untuk bisa berpartisipasi dalam Thumbstory, pengguna perangkat Android bisa mengunduh aplikasi ini (Gratis) dari Google Play Store. (Dijanjikan nantinya juga akan ada versi untuk perangkat iOS).
Setelah itu, saat pertama kali menggunakannya, akan ada permintaan untuk Sign In atau Sign Up (bagi yang belum memiliki akun). Fungsi utama dari Thumbstory adalah pembuatan cerita, oleh karena itu tombol dengan logo "jempol" akan langsung membawa pengguna ke fitur penulisan cerita.
Editor cerita memiliki tampilan cukup bersih dengan gaya seperti tempat menuliskan email. Fasilitasnya tampak benar-benar difokuskan pada penulisan. Pengguna bisa menuliskan judul cerita dan memilih genre ceritanya sesuai kategori yang ada.
Nah, fitur yang cukup menarik, adalah kemampuan untuk menyimpan cerita yang belum selesai dituliskan. Cerita ini akan disimpan di dalam perangkat dan bukan di cloud, sehingga untuk mengaksesnya lagi harus pada perangkat yang sama.
Setelah selesai menuliskan cerita, pengguna bisa memilih gambar untuk cover cerita tersebut. Di sini juga ada fitur yang menarik, yaitu mengambil koleksi foto di Instagram untuk dijadikan cover.
Hal yang cukup penting adalah, saat cerita selesai ditulis dan kemudian dipublikasikan, cerita itu bisa dibagikan ke jejaring sosial. Jangan khawatir, mereka yang tidak memiliki akun Thumbstory juga bisa membaca cerita yang disebarkan.
Sayangnya, cerita yang sudah diterbitkan tidak bisa disunting lagi. Ini agak menyulitkan apabila terdapat kesalahan pada naskah, misalnya salah ketik dan sejenisnya.
Secara keseluruhan Thumbstory punya potensi jadi semacam storytelling platform bagi penggemar cerita pendek. Sedikit banyak, hal ini juga diharapkan bisa menumbuhkan minat membaca dan menulis bagi pengguna mobile di Indonesia. (*)
Sumber: Tribunnews
Aplikasi dari Gramedia Majalah ini memudahkan pengguna perangkat mobile, seperti ponsel Android, untuk menulis, membaca dan berbagi cerita pendek. Seperti bisa direka dari namanya, Thumb (jempol) dan Story (cerita), aplikasi ini terfokus pada cerita yang dibuat menggunakan jempol, alias ditulis di perangkat mobile.
Setiap cerita yang dituliskan memiliki batasan 300 sampai 5.000 kata, seperti layaknya cerita pendek. Terdapat 5 kategori pilihan (Comedy, Romance, Thriller, Adventure, Scifi) serta satu kategori bebas (Other).
Aplikasi ini dikatakan sudah diunduh hingga 6.000 kali, dengan pengguna aktif rata-rata 3.000 akun. Untuk bisa berpartisipasi dalam Thumbstory, pengguna perangkat Android bisa mengunduh aplikasi ini (Gratis) dari Google Play Store. (Dijanjikan nantinya juga akan ada versi untuk perangkat iOS).
Setelah itu, saat pertama kali menggunakannya, akan ada permintaan untuk Sign In atau Sign Up (bagi yang belum memiliki akun). Fungsi utama dari Thumbstory adalah pembuatan cerita, oleh karena itu tombol dengan logo "jempol" akan langsung membawa pengguna ke fitur penulisan cerita.
Editor cerita memiliki tampilan cukup bersih dengan gaya seperti tempat menuliskan email. Fasilitasnya tampak benar-benar difokuskan pada penulisan. Pengguna bisa menuliskan judul cerita dan memilih genre ceritanya sesuai kategori yang ada.
Nah, fitur yang cukup menarik, adalah kemampuan untuk menyimpan cerita yang belum selesai dituliskan. Cerita ini akan disimpan di dalam perangkat dan bukan di cloud, sehingga untuk mengaksesnya lagi harus pada perangkat yang sama.
Setelah selesai menuliskan cerita, pengguna bisa memilih gambar untuk cover cerita tersebut. Di sini juga ada fitur yang menarik, yaitu mengambil koleksi foto di Instagram untuk dijadikan cover.
Hal yang cukup penting adalah, saat cerita selesai ditulis dan kemudian dipublikasikan, cerita itu bisa dibagikan ke jejaring sosial. Jangan khawatir, mereka yang tidak memiliki akun Thumbstory juga bisa membaca cerita yang disebarkan.
Sayangnya, cerita yang sudah diterbitkan tidak bisa disunting lagi. Ini agak menyulitkan apabila terdapat kesalahan pada naskah, misalnya salah ketik dan sejenisnya.
Secara keseluruhan Thumbstory punya potensi jadi semacam storytelling platform bagi penggemar cerita pendek. Sedikit banyak, hal ini juga diharapkan bisa menumbuhkan minat membaca dan menulis bagi pengguna mobile di Indonesia. (*)
Sumber: Tribunnews
0 komentar:
Posting Komentar