KAMERA ini yang dijuluki sebagai kamera DSLR terkecil dan teringan di dunia. Namnya EOS 100D, akhirnya rilis secara resmi di Indonesia. “Tren kamera DSLR makin berkembang. Anak kecil pun sekarang sudah pakai DSLR. Oleh karena itu Canon meluncurkan produk ini,” ungkap Merry Harun, Canon Division Director PT Datascrip.
EOS 100D mengusung sensor APS-C berkekuatan 18 MP dengan prosesor DIGIC 5. Dibandingkan dengan EOS 650D, kamera ini memiliki ukuran 25 persen lebih kecil, pas untuk pengguna yang memiliki genggaman tangan berukuran kecil. Bobotnya pun begitu enteng untuk ukuran kamera DSLR.
“Kita meluncurkan 100D kelasnya di entry level, karena ukurannya kecil dan ringan, disejajarkan dengan EOS-M,” tutur Yase Defirsa Cory, Assistant Marketing Manager Image Communication Product PT Datascrip.
Canon melakukan pengurangan ukuran di beberapa sektor, diantaranya adalah bagian self cleaning, hingga baterai. Walaupun mereka harus mempertahankan sensor APS-C, tetapi modulnya terus diperingkas.
Meski demikian, si kecil ini menawarkan kelebihan-kelebihan baru yang mengasyikan. Fitur cropping misalnya yang memungkinkan pengguna melakukan pemotongan gambar langsung dari kamera.
Terdapat juga two-shot function dimana pengguna bisa mendapatkan dua foto langsung dengan sekali jepret saat memakai filter kreatif seperti Toy Camera. Yang satu adalah foto yang sudah difilter, kemudian satunya adalah foto versi original.
Penawaran lain dari Canon adalah dengan keberadaan Hybrid CMOS AF II baru, yakni dengan menghadirkan area fokus pada sensor yang lebih lebar dan luas, serta Multi shot noise reduction. Bahkan karena ini bukanlah jenis kamera mirrorless, maka EOS 100D tidak membutuhkan adapter jika pengguna ingin memasangkannya dengan lensa EF atau EF-S. (*)
EOS 100D mengusung sensor APS-C berkekuatan 18 MP dengan prosesor DIGIC 5. Dibandingkan dengan EOS 650D, kamera ini memiliki ukuran 25 persen lebih kecil, pas untuk pengguna yang memiliki genggaman tangan berukuran kecil. Bobotnya pun begitu enteng untuk ukuran kamera DSLR.
“Kita meluncurkan 100D kelasnya di entry level, karena ukurannya kecil dan ringan, disejajarkan dengan EOS-M,” tutur Yase Defirsa Cory, Assistant Marketing Manager Image Communication Product PT Datascrip.
Canon melakukan pengurangan ukuran di beberapa sektor, diantaranya adalah bagian self cleaning, hingga baterai. Walaupun mereka harus mempertahankan sensor APS-C, tetapi modulnya terus diperingkas.
Meski demikian, si kecil ini menawarkan kelebihan-kelebihan baru yang mengasyikan. Fitur cropping misalnya yang memungkinkan pengguna melakukan pemotongan gambar langsung dari kamera.
Terdapat juga two-shot function dimana pengguna bisa mendapatkan dua foto langsung dengan sekali jepret saat memakai filter kreatif seperti Toy Camera. Yang satu adalah foto yang sudah difilter, kemudian satunya adalah foto versi original.
Penawaran lain dari Canon adalah dengan keberadaan Hybrid CMOS AF II baru, yakni dengan menghadirkan area fokus pada sensor yang lebih lebar dan luas, serta Multi shot noise reduction. Bahkan karena ini bukanlah jenis kamera mirrorless, maka EOS 100D tidak membutuhkan adapter jika pengguna ingin memasangkannya dengan lensa EF atau EF-S. (*)
Sumber: DreamersRadio
0 komentar:
Posting Komentar